TUGAS 5- BAB 5 (A) MANUSIA MAKHLUK SOSIAL

Nama    : Tria Juliatul Rohmah
NIM      : 2302071013
Prodi     : D3 Desai Komunikasi Visual

BAB V
MANUSIA MAKHLUK SOSIAL


5.1 Pola Hubungan Vertikal Mahluk-Khalik

    Berdo’a dalam bentuk yang lain adalah memohon langsung kepada Allah dengan ucapan permohonan atau pun ucapan lain sesuai dengan bahasa dan kebutuhan manusia. Tak ada yang kosong dari doa, semua jenis pekerjaan baik dicontohkan oleh Nabi saw lengkap dengan doanya. Dalam sejumlah keterangan para ulama, shalat sunnat rawatib ini bisa dikategorikan sebagai aktivitas sunnat yang sangat penting, bahkan mendekati wajib untuk dilaksanakan. Begitupun shalat sunnat lainnya yang bukan rawatib, seperti shalat sunnat tahajjud, shalat dhuha, shalat tahiyyatul masjid, dan sejumlah shalat sunnat yang kerap dilaksanakan oleh RasulullahKhusus tentang istilah sunnat , ada yang mendefinisikannya dengan (bila dikerjakan akan mendapatkan pahala, jika tidak dikerjakan tidak mendapatkan pahala). Pengertian ini adalah pengertian yang keliru. Nabiyullah Muhammad saw, segala sesuatu yang biasa dilakukan Rasulullah. Jika pandangan tentang hal sunnat seperti tadi, (jika dikerjakan akan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tak akan ada efek apa-apa), berarti begitu banyak orang yang telah meninggalkan sunnaturrasul, karena hanya merasa harus mengerjakan yang wajib semata.

    Untuk diakui menjadi ummat Rasulullah Muhammad saw, berarti di anataranya harus memenuhi apa yang pernah diteladankan Rasululah. Dan, ketika seseorang hanya memenuhi hal-hal yang wajib semata, dapatan yang akan diterima hanya sekadar memenuhi tuntutan kewajiban. Padahal, tak akan ada sesuatu pekerjaan manusia yang bisa dilakukan secara sempurna. Ibadat shaum dilengkapi ibadat shaum sunnat yang menyertainyaAllah swt telah menyediakan kesempatan yang sangat banyak buat manusia untuk mendulang nilai-nilai amal dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk ibadat yang umum. Semua kegiatan manusia yang baik secara syar’i, ketika diawali dengan pernyataan basmalah maka nilai semua pekerjaan di sisi Allah swt menjadi ibadat. Jika disadari secara benar, kondisi ini adalah lahan pengumpulan nilai-nilai amal yang akan terhimpun dalam tabungan akhirat. Lain halnya jika kebaikan itu dilaksanakan, minimal orang yang berbuat baik tersebut akan mendapatkan duna nilai kebaikan, bahkan bisa lebihAda kebaikan yang setara dengan tujuh kebaikan lain, bahkan 700 kebaikan. Seseorang yang melakukan kebaikan dijamin oleh Allah swt akan mendapatkan balasan seperti satu butir bunih yang bisa tumbuh dan menghasilkan tujuh cabang, pada setiap cabang berisi seratus biji yang baru.

5.2 Ibadat Ghair Mahdhah (Pola Hubungan Horizontal Antarmanusia)

    Sebagian ibadat ghair mahdhah sangat erat terkait dengan kondisi lingkungan. Sebagian yang lain, sesuai dengan hadits Nabi tadi, diserahkan penafsiran bentuk kegiatannya kepada setiap muslim sesuai kebutuhan lingkungan masing-masing. Hadits tadi terkait dengan peristiwa dialog antara Nabi dengan ahli menanam pohon kurma. Nabi yakin dengan pendapatnya bahwa buah kurma tidak memerlukan perlakuan khusus agar hasilnya bagus, sementara itu ahli menanam kurma tetap juga dengan keyakinan dan hasil pengalamannya bahwa buah kurma yang bagus harus melalui proses bantuan penyerbukan oleh manusia.

    Sebagi contoh, hukum ekonomi secara mendasar telah dimaktub dalam Al-Quran, tetapi bentuk pelaksanaannya bisa disejalankan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan tantangan lingkungan. Selama sistem tersebut tidak bertentangan dengan konsep dasar Dinul Islam, penyelarasan, penyesuaian, atau pun modifikasi berdasarkan hasil ijtihad para fuqoha, bisa dilakukan. Bentuk, ragam, gaya, dan tampilan, bisa disesuaikan dengan kebutuhan, selama konsep dasar tidak diubah. Semua masalah yang terkait dengan ibadat ghair mahdhah pada kenyataannya bisa tampil secara beragamLain halnya dengan segala yang terkait dengan urusan ibadat mahdhah, Allah melalui nabiNya, telah menetapkan sesuatu yang seragam. Inilah kondisi yang kemudian menjadi bahan perdebatan, terutama terkait dengan masalah tafsir pelaksanaan, termasuk sejumlah pelaksanaan ibadat mahdhah yang telah tertata dalam pakem-pakem ibadat.


5.3 Hablun Min-Annaas

    Konsep Islam adalah konsep yang mengacu keseduniaan murni, karena diatur oleh yang Mahapengatur, Tuhan pencipta seluruh isi alam. Sifat Rahman dan Rahim Allah telah tetap berlaku untuk semua manusia sesuai dengan keseimbangan porsinya. Sunnatullah adalah bentuk keseduniaan murni yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai bentuk pengikat kondisi dasar kehidupan. Hablun min-annaas banyak jenisnya. Di antaranya: munakahat (pernikahan), jinayat (hukum pembunuhan), hudud (hukuman), jihad (perjuangan), dan masih banyak lagi. Islam adalah satu konsep universal yang memungkinkan semua penganutnya berada dalam satu ikatan persaudaraan dan kesepahaman dasar dalam pikiran dan perilaku. Tetapi, itulah kehendak Allah swt, ketentuan yang sangat banyak berkaitan dengan hikmah yang terhampar di balik kondisi tersebut. Keterbukaan ibadat mu’amalat yang terkait dengan kata ‘dunyaakum’ bisa menjadi daya tarik tampilan manusia muslim di manapun mereka bertempat tinggal. Tak akan ada permasalahan berat terkait dengan interaksi sosial yang bisa dibangun oleh seorang muslim yang betul-betul mengamalkan konsep aturan Dinul Islam. Sayangnya, seperti dijelaskan di muka, Allah swt tidak mengabulkan satu permintaan Nabi --di antara dua permintaan yang tidak dikabulkan oleh Allah swt-- yaitu adanya sejumlah perbedaan yang muncul pada ummat Nabi Muhammad saw.

5.4 Bisnis Islami

    Allah meantang manusia untuk berjual beli yang Islami dengan Allah saja. Tetapi, bisnis dengan Allah, jaminan Allah adalah keuntungn yang terus-menerus. Bisnis yang Islami tidak dikotori riba dan bohong. Sungguh, Allah swt telah menjanjikan (tukaran) amal baik dengan pelipatgandaan nilai tukar yang sangat menguntungkan manusiaItu semua dijanjikan Allah swt untuk memotivasi manusia agar mau memperjuangkan haknya sebagai manusia, yang akan mendapatkan keberuntungan dari semua hasil usahanya. Mahakaya, Mahamemiliki segala yang ada di alam ini.
    
    Semua kegiatan yang baik, di luar ibadat mahdhah, bisa menjadi ladang ibadat, ladang pahala bagi umat Islam, karena pada semua kegiatan itu telah disediakan niat dan doa yang diajarkan oleh Nabiyullah Muhammad saw. Artinya, semua jenis kegiatan manusia dari hal yang paling berat hingga pekerjaan biasa-biasa saja, yang mudah dilakukan tanpa (tenaga) besar, dalam perhitungan Allah adalah sama. Semua pekerjaan manusia muslim, terutama yang didahului dengan bacaan basmalah, akan menjadi catatan ibadat yang bernilai pahala. Yang mesti diingat, ketika seseorang mengerjakan ibadat mahdhah, berarti seseorang melaksanakan «kewajiban asasi» seorang hamba Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEDIA INFORMASI

Nama      : Tria Juliatul Rohmah NIM         : 2302071013 Prodi        : D3 Desain Komunikasi Visual POSTER PPDB  MAN 2 BANYUWANGI         P...