TUGAS 4-MANUSIA MAKHLUK OTONOM

Nama    : Tria Juliatul Rohmah
NIM      : 2302071013
Prodi     : D3 Desai Komunikasi Visual

BAB IV
MANUSIA MAKHLUK OTONOM


4.1 Nikmat Allah bagi Semua Mahluk Hidup

    Istilah otonom kerap dikaitkan dengan urusan pemerintahan. Pengertian otonom yang terkait dengan keberadaan manusia sebagai makhluk Allah adalah bertalian dengan kebebasan menentukan pilihanManusia, memiliki hak menentukan pilihan di samping diikat oleh kewajiban insani sebagai mahluk Allah yang wajib beribadatManusia dijadikan Allah sebagai khalifah di Bumi, khalifah bisa berarti  wakil  Allah  di  Bumi,  bisa  juga  sebagai  pemakmur  Bumi. Ketika  

    Allah menawarkan beban tugas kekhalifahan kepada mahluk lainnya (Gunung dan Langit), semua menolak kecuali manusia (periksa kembali bahasan terdahulu)Dalam memikul tanggung jawab duniamanusia telah siap memikul amanah yang telah ditawarkan oleh Allah swt kepada mahluk lainnya. Ketetapan itu kemudian menjadi pelengkap tanggung jawab tugas khalifah di Bumi. Namun, seperti diungkap Allah swt dalam Al-Quran, manusia itu cenderung banyak lalai, menyepelekan amanat, dan zhalim terhadap mahluk lain dan dirinya.

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.(Q.S. Al-Ahzaab, 33: 72)


4.2 Nikmat Hidup

   Allah dengan sifat RahmanNya menyediakan nikmat hidup kepada semua mahlukNya tanpa kecuali. Manusia, jin, malaikat, binatang, maupun tumbuhan, diberi kesempatan menikmati kehidupan secara merata oleh Allah. Kasih sayang Allah swt juga dibagi-bagikan kepada semua mahluk hidup sebagai bagian dari sisi fasilitas hidup yang disediakan oleh Allah swt. Satu kebutuhan mendasar bagi kehidupan yaitu air, banyak yang telah dikangkangi oleh kelompok pamilik dana besar. Perusahaan air mineral yang mengeksploitasi sumber air sebagai lahan ekonomisnya, seringkali menyebabkan efek kekeringan di lingkungan sekitarnya. Sementara itu, mereka secara terus-menerus menghisap air tanah untuk keperluan bisnisnya tanpa memperhitungkan kondisi kerawanan lingkungan yang mereka rusak. Tak ada hewan yang membuang anaknya yang baru dilahirkan ke tempat sampah. Tak ada hewan yang merusak lingkungan. Sementara itu, seorang manusia dengan hasil teknologi gergaji jigsaw bisa merubuhkan secara mudah sejumlah pohon yang telah berusia ratusan tahun, setiap hari, tanpa mau menyiapkan penggantinya dengan benih pohon yang baru. Kecuali binatang tertentu yang memang dijadikan sebagai bahan pembelajaran langsung oleh Allah SWT untuk manusia, misalnya khinzir yang diharaman oleh Allah swt.

4.3 Nikmat Akal

    Nikmat Allah yang kedua hanya dianugerahkan kepada manusia. Oleh karena itu, manusia diserahi tugas mengelola Bumi, sebagai khalifah fil-Ardh. Dengan akalnya, manusia bisa mengelola Dunia, berbudaya. Bahkan, tanpa membedakan pula, Allah telah membuktikan janji-Nya tentang manusia pengolah ilmu pasti mendapatkan posisi yang tinggi di antara mahluk lainnya. Tanpa iman, memang, ketinggian derajat itu baru sebatas posisi duniawiHanya manusia yang dianugerahi nikmat akal oleh Allah swt. Oleh karena itu, manusia ditugasi untuk (mengelola Bumi), sebagai khalifatan fil Ardh. Dengan keberadaan akalnya, manusia bisa mengelola Bumi, berbudaya. Allah swt akan menempatkan manusia yang beriman dan (menguasai) ilmu dengan posisi yang lebih tinggi di antara mahluk Allah swt lainnya. Bisa dibuktikan secara nyata, posisi bangsa- bangsa ‘penguasa’ ilmu telah diberi kedudukan lebih di atas bangsa lain, sebagai ‘penguasa’ urusan Dunia, sekalipun kondisi mereka tidak berbekal keimanan. Tetapi, tanpa bekal keimanan kepada sang pemilik tunggal ilmu yang mereka kelola, mereka bisa melakukan berbagai perbuatan yang semena-mena. Percepatan temuan teknologi masa kini telah banyak memakan korban yang dekat maupun yang jauh . Bukti-bukti tentang efek pencapaian penguasaan ilmu secara duniawi tetap diberikan Allah swt kepada para ilmuwan, sekalipun penguasaan mereka tanpa dibekali keimanan.

4.4 Nikmat Hidayah

    Allah menganugerahkan nikmat hidayah hanya bagi manusia tertentu saja. Sejalan dengan posisi manusia sebagai mahluk otonom, yang telah diberi kebebasan untuk memilih kecenderungan fujur atau taqwa, maka tidak semua manusia mengambil pilihan yang sama. Ada yang memilih fujur, ada juga yang cenderung kepada taqwa. Ada dua permohonan Nabi Muhammad saw yang tidak dikabulkan oleh Allah swt yaitu hidayah untuk pamannya, Abu Tholib, dan kesatupahaman iman ummatnya. Nabi Muhammad sangat bersedih ketika permohonan untuk pamannya tidak diterika oleh Allah swt, tetapi Allah menegaskan bahwa hanya Allahlah yang memiliki semua hak memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya! Allah swt menegaskan bahwa urusan hidayah adalah urusan Allah swt semata. Allahlah yang memiliki hak dalam menetapkan siapan yang akan mendapatkan hidayah dan siapa yang secara pasti tidak mendapatkan hidayah Allah swt. Allah swt juga menegaskan bahwa hidayah itu selalu disertai dengan perangkat yang melengkapinya, yaitu adanya utusan yang difungsikan sebagai penyeru ke arah hidayah Allah swt. Rasul sendiri, misalnya seperti dalam pengakuan Nabi Ibrahim as dalam surat Az-Zukhruf, 43: 27, hanya bergantung kepada Allah swt sebagai pemberi hidayah. Ketika Rasul sebagai penyeru tidak diberi keberhasilan mengajak orang-orang untuk menuju dan mengikuti hidayah Allah, Allah swt menegaskan bahwa kewajiban seorang Rasul hanyalah menyampaikan ajakan sebagai amanat dari Allah swt.

4.5 Dua Nikmat yang Kerap Terlupakan

    Ketika sedang sehat, seseorang merasa tenteram, tenang, bahkan merasa tidak memiliki masalah besar. Dalam kondisi sehat seseorang kerap merasa bahwa sehat itu bagian tak terpisahkan dari hak hidup sehari-hari. Kemudian, banyak orang yang lupa menyertakan keberadaan Allah swt dalam segala isi kehidupannya. Nikmat sehat pada dasarnya adalah anugerah Allah swt. Udara bersih yang setiap kali menjadi konsumsi gratis bagi semua manusia, semua mahlukNya, adalah nikmat rutin yang sering dilupakan. Bayangkan, jika selama 6 bulan kabut asap secara terus-menerus menyelimuti lingkungan manusia, pasti menyebabkan banyak manusia tidak nyaman, bahkan menjadi sakit pernafasan. Manusia cukup leluasa untuk memanfaatkan waktunya dalam banyak kegiatan di luar ibadat mahdhah. 
    
    Orang-orang tua masa lalu sangat arif dalam memanfaatkan waktu senggang mereka dengan merespon aneka kondisi alam menjadi sesuatu temuan baru untuk keperluan mereka. Alam telah menjadi sumber inspirasi dan sekaligus menjadi tantangan dalam berkarya. Begitu banyak karya manusia masa lalu, yang kemudian disebut dengan agak melecehkan sebagai karya seni waktu luang , yang menggambarkan betapa mereka sungguh-sungguh merespons alam unuk menghasilkan karya yang banyak bermanfaat bagi begitu banyak orang. Salah satu bentuk ibadat ghair mahdhah yang mereka kerjakan adalah menghasilkan perangkat kerja yang sejalan dengan kondisi lingkungan mereka. Tanda syukur bukan hanya sekadar ucapan. Ada bentuk tanda syukur yang bisa tampak sebagai bukti-bukti tinggalan yang baik serta menjadi penanda keberadaan dan kehadiran mahluk Allah swt yang banyak bersyukur dalam bentuk tindakan . Islam adalah agama yang mengatur tata-akuan dan tindakan : aamanuu wa ‘amilushshalihaat. Dua kata yang bersifat two-in-one ini selalu disebut oleh Allah swt secara bergandengan dan tidak dipisahkan. Di dalam konsep Islam, seseorang yang telah mengaku muslim/muslimat belum cukup disebut muslim/muslimat paripurna jika belum melengkapi pengakuan dengan perbuatan baik . Sebaliknya, seseorang yang telah terbiasa berbuat baik, tetapi belum didasari oleh latar keimanan kepada Allah swt, kebaikan-kebaikan tadi baru berdampak positif secara duniawi.

4.6 Manusia Mahluk Individu

    Pada satu sisi, manusia adalah mahluk individu. Masing-masing manusia tegak sebagai mahluk yang unik. Keunikan manusia dan kebebasan yang dianugerahkan oleh Allah kepada semua manusia, bisa diperiksa, tercatat, dalam Al-Quran. Bagaimana Fir’aun, Qarun, Kaum ‘Aad dan Tsaamud, serta masih banyak tokoh lainnya yang buruk, diceritakan sebagai contoh dan peringatan Allah kepada ummat Muhammad saw. Masalah yang mereka hadapi adalah masalah khusus. Anugerah yang mereka hadapi juga di luar anugerah yang diberikan Allah kepada manusia kebanyakan. Manusia memang unik. Dalam Dinul Islam, bersama keunikan-keunikan tadi Allah melengkapi manusia dengan perangkat keperluan hidup agar manusia bisa berkembang sejalan dengan fungsi kekhalifahannya.

4.7 Konsep Dosa (Individu) dalam Islam

    Sebagai mahluk individu, sejak awal kelahirannya manusia terlepas dari ikatan dosa siapapun. Seorang bayi yang lahir, sekalipun lahir dari seorang ibu yang tidak memiliki ikatan suami-istri yang syah, bayi tersebut tetap berada dalam kondisi yang fitrah, suci. Tidak dikenal istilah anak (haram-jadah). Syafa‘at hanyalah ridla Allah. Jika Allah tidak menghendaki, siapapun tak akan bisa melebihi kemahakuasaan Allah yang mutlak. Ketika seseorang terkait dengan dosa orang lain, kondisi itu sudah pasti adalah ketika orang tersebut harus mempertanggungjawabkan hasil perbuatannya yang dampaknya juga kena kepada oran lain. Ketika terjadi interaksi tersebut, saling pengaruh- memperngaruhi perilaku menjadi hal yang biasa. Pada saat itulah seseorang terkait dengan orang lain. Seseorang bisa terkait dengan perilaku orang lain: sebagai penyebab maupun pengikut. Apakah seseorang itu menjadi pemberi pengaruh, yang mengajak, yang memfasilitasi, ataupun sekadar menunjukkan jalan ke arah perilaku tertentu, maka orang tadi pastilah adala kaitannya dengan orang yang pernah berinteraksi dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEDIA INFORMASI

Nama      : Tria Juliatul Rohmah NIM         : 2302071013 Prodi        : D3 Desain Komunikasi Visual POSTER PPDB  MAN 2 BANYUWANGI         P...