BAB 8 (B) MANUSIA MAKHLUK BUDAYA

Nama    : Tria Juliatul Rohmah
NIM      : 2302071013
Prodi     : D3 Desain Komunikasi Visual


BAB VIII
MANUSIA MAKHLUK BUDAYA


8.3 Manusia dan Teknologi

    Istilah teknologi, ditegaskan oleh vam Peurseun adalah "perpanjangan tangan manusia". Ketika suatu benda atau kondisi tertentu dikategorikan sebagai alat yang bisa digunakan untuk memperpanjang jangkauan tangan manusia, maka Peurseun menyebutnya sebagai teknologi. Bisa dibayangkan kembali gambar- gambar ilustrasi yang pernah menghiasi buku pelajaran IPA untuk SD, di situ digambarkan ada orang yang sedang menggali tanah menggunakan sekop, ada orang yang mengungkit batu menggunakan sejenis linggis, atau seseorang yang sedang menyalakan api dalam tungku, semua itu bertalian dengan perangkat teknologi sesuai masanya. Ketika seseorang ingin mengambil buah yang ranum yang bergantungan di ranting-ranting pohon menggunakan galah, galah itu adalah produk teknologi. Dan, ketika seseorang ingin berkomunikasi dengan keluarganya di tempat yang jauh, ada yang mengirimkan berita melalui kurir, melalui surat lewat jasa kantor pos atau jasa pengantar dokumen lainnya, ada juga yang memanfaatkan penyedia jasa telegram, email, SMS, atau chatting menggunakan kamera ponsel. Batasan pengertian teknologi bisa berubah sejalan dengan kondisi zaman.
Semua masyarakat manusia, sesederhana apapun peradaban yang didukungnya, mereka bisa menemukan teknologi sesuai kebutuhan zamannya. Respons terhadap alam sejalan dengan kebutuhan hidup mendasar manusia, selalu menghasilkan perangkat alat, bahan, bahkan sistem solusi yang merupakan jawaban atas kebutuhan yang mereka perlukan. Oleh karena itu, sejak zaman dahulu, teknologi telah hadir mendampingi perilaku setiap manusia, sesuai tuntutan lingkungan, sesuai kondisi zaman.

    Ibadat mahdhah maupun ghair mahdhah pasti terkait dengan penggunaan teknologi. Teknologi bangunan , sound system , tape, cassette, cakram, flashdisk, jam, televisi, projector, running word, perangkat ibadat shalat, alat transportasi , bank , dan masih banyak lagi yang sejalan dengan kondisi keperluan zaman, semua hadir menyertai kegiatan ibadat kapanpun. Penggunaan perangkat teknologi dalam pelaksanaan ibadat mahdhah tidak terlarang, tidak ada aturan khusus tentang penggunaannya. Yang diatur di dalam pakem plus oleh Nabi Muhammad saw hanya hal-hal yang esensial dalam pelaksanaan ibadat mahdhah, apalagi dalam pelaksnaan ibdat ghair mahdhah. Satu contoh yang kerap disepelekan tafsirnya adalah terkait dengan datangnya para jamaah hajji menggunakan unta kurus. Jika hal itu menjadi syarat syah ibadat hajji, berapa lama para jemaah hajji untuk melaksanakan perjalanan menuju tanah suci Makkah. Kini, yang terbaru, ada sekelompok orang beribadat hajji menggunakan speda gayung, dari Inggris ke Makkah Almukarramah. Bukan masalah! Sebutan unta kurus hanya menggambarkan betapa para hujjaj datang dari berbagai penjuru yang sangat jauh. Teknologi masa kini telah banyak menyingkat waktu dan jarak untuk pelaksanaan ibadat-ibadat mahdhah, terutama ibadat hajji. Semua perangkat teknologi yang baik, yang tidak bertentangan dengan inti syariat, yang mempermudah dan memperlancar ibadat, bisa digunakan sesuai keperluan!

    Di lingkungan masyarakat Indonesia, keahdiran seni yang berbalut nilai-nilai Islami bisa muncul dalam banyak jenis karya. Karya-karya yang telah menjadi ciri khas milik masyarakat Indonesia antara lain adalah batik dan wayang. Seni batik dan wayang yang sangat kental dengan keterlibatan teknologi, pengelolaan awalnya banyak melibatkan para santri. Satu buku yang menarik sebagai bahan bacaan, hasil penelitian dalam penulisan tesis, Batik Pesisiran Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik, karya Hasanuddin --dosen desain tekstil di FSRD-ITB, diterbitkan oleh Kiblat Buku Utama Bandung bekerja sama dengan The Ford Foundation tahun 2001. Hasanuddin mengungkan keanekaragaman tekstil Indonesia, pertumbuhan wirausaha santri, batik sebagi sandang, perdagangan batik pesisiran, dan pengaruh etos dagang santri pada desain batik pesisiran.


8.4 Manusia dan Media

    Gerak perkembangan teknologi media kini sudah sangat sulit dibendung. Sejalan dengan hal itu, keberadaan gadget untuk keperluan memanfaatkan aneka media informasi juga semakin mudah dan terjangkau. Gawai yang mumpuni dengan harga yang murah kini semakin banyak ditawarkan oleh vendor-vendor layanan jual produk perangkat teknologi media tersebut. Layanan jaringan murah pun semakin beragam dan banyak disediakan oleh para pemilik produk layanan jaringan. Zaman tahun 1970-an, media informasi yang bisa diakses secaa terbatas terdiri atas koran, radio, dan televisi . Kini, untuk mendapatkan informasi ataupun layanan informasi khusus yang memanjakan pengguna ditawarkan di mana- mana. Keragaman sumber penyebar informasi menjadikan dunia berita masa kini telah mengalami kelebihan beban. Siapa saja bisa menjadi pemberita benar maupun hoax dalam banyak media tayangnan informasi. Jika terjadi penyerangan terhadap kawasan umum, misalnya tentang bom bunuh diri, kelompok tertentulah yang dituding. Kelompok tersebut telah menjadi tranding topic karena telah diblow up secara terus-menerus agar opini publik terbentuk seperti itu. Begitulah, ketika terjadi Bali Blast I dan II, kelompok tertentu yang telah dirancang sebagai kambing hitam, terus menerus diblow up untuk menyatukan opini publik. Ketika pihak lain, misalnya Amerika dan Eropa jelas-jelas tampak kasat mata melakukan pengeboman di kawasan tertentu, kepala-kepala berita yang ditulis menyatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan "demi kebenaran, keadilan, hak asasi manusia --ketika bicara hak asasi mereka lupa ada kewajiban asasi yang sama sekali tidak pernah diperhatikan. Mereka telah menjadi "hakim Internasional": "yang benar ada pada mereka, yang salah ada pada kelompok lain". Media massa, media sosial, internet beserta jalur-jalur penggunannya, memiliki banyak keburukan. Semua telah banyak dikuasi oleh pemilik jaringan. 
    
    Rata-rata masyarakat kurang pedui dengan beban tanggung jawab di balik perbuatan memposting sesuatu informasi yang bisa mengundang bahaya. Mereka hanya tinggal menggunakan kemudahan sistem copy-paste dan modif terhadap isi berita. Rancangan Undang- undang KUHP terkait tindak pidana penerbitan dan percetakan, juga tentang penggunaan media cyber telah diupayakan oleh pemerintah. Banyak cara untuk mengurangi keburukan pengelola media dan penggunaan media yang diupayakan untuk mendapatkan hal-hal yang lebih baik. Sisi baik media sosial, bisa juga digunakan sebagai saran penyampaian materi pembelajaran bagi guru dan dosen. Banyak dosen/guru yang telah terhubung dengan mahasiswa melalui salah satu layanan media sosial. Notebook/laptop, tablet, maupun smartphome masa kini, kini bukan sesuatu yang sulit didapatkan, bahkan hampir semua orang telah memiliki salah satu dari tig jenis gawai tadi. Banyak peserta didik yang telah terampil menggunakan gawai-gawai dimaksud untuk berbagai keperluan, terutama untuk keperluan menikmati hiburan dan berkomunikasi menggunakan aplikasi Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp, dan sejenisnya. Media komunikasi tadi bisa juga dimanfaatkan sebagai wahana menyampaikan materi pembelajaran dan menghimpun proses pembelajaran di luar kelas.

BAB 8 (A) MANUSIA MAKHLUK BUDAYA

Nama    : Tria Juliatul Rohmah
NIM      : 2302071013
Prodi     : D3 Desain Komunikasi Visual


BAB VIII
MANUSIA MAKHLUK BUDAYA


8.1 Telah Terjadi Kerusakan di Darat dan di Laut Karena Ulah Manusia

 
    Allah telah mengungkap masalah hasil perilaku manusia yang membawa dampak baik maupun buruk di muka bumi. Begitu banyak tanda keberhasilan manusia masa lalu yang telah "dipajang" dalan etalase Dunia yang memungkinkan menjadi bahan pembelajaran bagi manusia-manusia setelahnya. Allah swt selalu menantang manusia untuk melakukan perjalanan terutama mempelajari kejadian-kejadian yang terkait dengan peristiwa masa lalu yang telah digambarkan di dalam isi ayat-ayat Al-Quran. Kata perintah berjalanlah yang digunakan, ada kata dan yang selalu diikuti kata atau . Sementara kata perintah yang sama dalam bahasa Indonesia, dan ada penggunaan kata perintah pada kumpulan yang kedua memiliki perbedaan peruntukan. Kata dan diperuntukkan sebagai perintah berjalan yang dilengkapi perintah meneliti: atau . Dan, kata berarti perintah berjalan dikaitkan dengan tenggang waktu tertentu yang bernada ancaman dari Allah swt untuk para musyrikin .

    Khusus tentang 5 ayat yang berisi perintah berjalan-jalan sambil melakukan penelitian, semuanya dikaitkan dengan wisata sejarah. Allah swt memerintahkan manusia untuk memeriksa apa yang pernah dicapai dan dialami oleh masyarakat masa lalu, lebih khusus berkaitan dengan bukti-bukti akibat pembangkangan. Azab Allah swt ditimpakan kepada masyarakat masa lalu yang tidak mau mengikuti aturan Allah swt, bahkan menantang kepastian Allah swt karena kesombongan mereka.


Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah di bumi dan perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul) (Q.S. Ali Imran, 03:137)


    Perjalanan dan penelitian tentang manusia-manusia masa lalu dengan berbagai tinggalan yang merupakan bukti yang menyertai akibat atau kesudahan mereka. Pada ayat yang terakhir Allah swt memerintah manusia untuk memeriksa hal-hal yang terkait dengan proses penciptaan manusia , bahkan tentang akhir penciptaan . Berjalanlah, artinya, semua kegiatan itu tak mungkin hanya dikerjakan dengan diam, tanpa mobile. Semua data harus dikumpulkan dengan cara mencari dan mencari dari berbaggai sumber, sumber-sumber catatan lama, yang sedang terjadi, maupun lompatan-lompatan yang diperkirakan akan terjadi kemudian.
Allah swt juga melengkapi berita tentang manusia dan hasil perilakunya dengan pernyataan yang sekaligus peringatan langsung bagi manusia pada masanya. Manusia, hanya manusia saja, yang bisa meninggalkan catatan-catatan penting berupa tinggalan hasil perilakunya di permukaan Bumi.

    Sementara itu, mahluk lain, tidak pernah diceritakan meningalkan artefak. Manusia adalah mahluk budaya. Manusia diberi kemampuan untuk membangun suatu sistem sosial dalam berbagai tingkatan: keluarga, teman, kelompok pehobi, kelompok politik, bangsa, negara, bahkan kelompok yang lebih luas yaitu antarbangsa, antarnegara dan benua. Tinggalan hasil kegiatan ikatan sosial itupun tampak sekali bukti-buktinya. Subsistem budaya lainnya, lebih khusus hasil budaya fisik, menjadi tinggalan yang dominan sebagai petunjuk keberadaan bangsa manusia. Terungkapnya berita kekerasan dalam rumah tangga, pembullyan, kejahatan seksual terhadap anak-anak, di tempat lain pun saling susul muncul kejadian yang serupa dengannya. Memang, semua itu bisa disaksikan bersama karena para pengelola media massa di tempat yang berbeda mengumpulkan hal yang tren sebagai bahan beirta. Tetapi, apakah kejadian-kejadian di Bumi ini selalu beruntun dan berseri?Masalah banjir, tanah longsong, dan jerebu kerap berulang dialami oleh masyarakat Indonesia.


8.2 Bukti-bukti Ilmiah tentang Kemahakuasaan Allah swt

    Banyak peneliti yang merasa pensaran dengan apa yang telah diungkap oleh Allah swt di dalam Al- Quran. Di balik semua perintah dan pola kegiatan yang harus dilakukan oleh manusia muslim, ternyata begitu banyak bukti ilmiah yang bisa diungkap. Begitu juga dalam buku Tahajud Manfaat Praktis Ditinjau Dari Ilmu Kedokteran yang merupakan laporan disertasi Moh. Sholeh, yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar dan Forum Studi Himanda, di Yogyakarta
    
    Di satu sisi ada orang yang menyokong temuan-temuan tentang hasil penelitian tentang makna shalat, makna gerakan shalat, tapi banyak juga yang menentang. Padahal, manusia lain yang menentang ajaran Islam malah memerlukan bukti empirik dari banyak hal tentang sisi ilmiah semua kondisi yang mereka tentang. Allah swt telah menyiapkan mukjizat yang sangat tepat dengan kondisi manusia masa kini untuk Nabi Muhammad saw, yaitu Al-Quran. Sebuah mukjizat yang tidak pernah diberikan oleh Allah swt kepada nabi yang lainRasa penasaran dan tuntutan pengalaman empirik dari para ilmuwan, terutama para penentang isi Al-Quran, telah banyak mendapatkan jawaban telak dari konsep ilmiah yang disediakan Allah swt dalam isi Al-Quran.

    Satu contoh , cerita tentang teori Big Bang, yang telah diceritakan oleh Allah swt sejak empat belas abad yang lalu. Menurut para ahli astrofisika, asal mula adanya alam semesta yang dikenal dalam teori big bang dinyatakan: pada mulanya alam semesta berbentuk satu massa yang besar (nebula primer) kemudian terjadi big bang (ledakan pemisah sekunder) yang mengakibatkan pembentukan galaksi yang terbagi dalam planet, matahari, bulan dan lain sebagainya. Teori yang dianggap memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat tentang penciptaan alam semesta karena didukung oleh metode ilmiah beserta observasi yang dilakukan oleh para astronom dan astrofisika selama beberapa dekade, sesungguhnya telah lebih dahulu dijelaskan oleh Pencipta alam yaitu Allah swt dalam surat Al-Anbiyaa, 21: 30.


Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman. (Q.S. Al-Anbiya, 21: 30)



BAB 7 MANUSIA MAKHLUK PENELITI

Nama    : Tria Juliatul Rohmah
NIM      : 2302071013
Prodi     : D3 Desain Komunikasi Visual


BAB VII
MANUSIA MAKHLUK PENELITI


7.1 Dasar Kewajiban Melakukan Penelitian 

    Allah menuntut calon Nabi, Muhammad saw, untuk melakukan kegiatan pembacaan sejak awal tugas kenabiannya. Bahan iqra yang menjadi tuntutan pada saat itu adalah mengenai masalah penciptaan manusia. Perintah iqra yang dilengkapi dengan pemberitaan yang mendasar tentang penciptaan manusia telah dismpaikan oleh Allah sebagai bahan ajar pertama untuk calon Nabi. Itulah dasar penelitian yang utama. Kekuasaan Allah yang tampak di alam pengenalannya berawal dari apa yang bisa diindera oleh manusia karena posisinya jelas dan lebih dekat dengan manusia.Surat Al-Alaq, 96: 01-05, diketahui sebagai wahyu yang pertama diterima oleh Nabi Muhammad saw, yaitu seperti berikut:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-‘Alaq, 96: 01-05)


    Memulai pengamatan tentang sesuatu yang dekat, yaitu diri sendiri, menjadi tuntutan yang paling awal. Dalam salah satu hadits, Nabi menegaskan: "Man ‘arafa nafsahu ‘arafa Rabbahu" Barangsiapa mengenal tentang kondisi dirinya maka akan lebih mudah mengenal Tuhannya. Allah juga menetapkan perintah pemeliharaan diri dari keburukan api neraka dimulai dari diri sendiri, dari sesuatu yang dekat dengan diri manusia. Oleh karena itu, sebelum mencari tahu tentang sesuatu yang jauh di luar jangkauan, akan lebih baik mengolah pengetahuan yang terkait dengan hal-hal yang dekat dengan lingkungan. Ibda binafsika” perintah memulai sesuatu dari diri sendiri, sejalan dengan perintah Allah swt tentang pemeliharaan diri yang dimulai dari kondisi diri, kemudian keluarga terdekat, berlanjut menuju lingkungan yang lebih luas.

7.2 Kewajiban Meneliti dan Derajat Manusia di Sisi Allah 

    Wahyu Allah yang diturunkan pertama kepada Nabi Muhammad adalah surat Al-’Alaq ayat 01-05. Pada ayat yang kelima Allah memberi jaminan tentang pengetahuan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang mau melakukan pengiqraan, penelitian. "’Allama al-insaana ma lam ya’lam" . Pada ayat lain Allah memaksa manusia untuk selalu berusaha memperhatikan kejadian-kejadian yang ada di alam, bahkan tentang kejadian yang pernah terjadi pada masa lalu, masa manusia pertama hingga manusia-manusia kemudian. Allah menggambarkan bahwa manusia masa lalu itu lebih kuat, lebih gagah, lebih panjang usianya, sehingga peninggalannya pun lebih kentara. Piramida di Mesir, bola-bola batu asli di Amerika, lukisan raksasa di Amerika, rumah-rumah batu di Jazirah Arab, adalah sedikit bukti yang menunjukkan berita Allah. Semua itu harus menjadi bahan pelajaran bagi manusia masa kini.

7.3 Kewajiban Menerapkan Pendekatan Islami dalam Kegiatan Ilmiah

    Al-Quran adalah sumber acuan yang kebenarannya mutlak, tidak perlu diuji ulang, tidak perlu dipertanyakan. Semua isi Al-Quran telah mendapat jaminan dari Allah, Pencipta dan Pemelihara Alam serta segala isinya, tentang kebenarannya yang mutlak. Tetapi, masih banyak ummat Islam yang ragu tentang keimanannya terhadap kebenaran mutlak Al-Quran. Atau, ada sejumlah ummat Islam yang masih memiliki anggapan bahwa Al-Quran hanyalah kitab keagamaan yang tidak terkait dengan masalah duniawi, apalagi teknologi. Isi Al-Quran mencakup segala segi ilmu pengetahuan yang akan dan telah ditemukan oleh manusia. Ilmu fisika yang mempertanyakan alam dan isinya, telah bagitu jelas tercatat dalam Al-Quran bagaimana Allah mengatur semua benda alam itu dengan posisi dan kelengkapan aturan-Nya. Lahirnya ilmu-ilmu duniawi yang hebat ada pada tuntunan dan sekaligus tuntutan yang telah diceritakan di dalam isi Al-Quran. 
    
    Allah swt sengaja meninggalkan sejumlah bukti yang berkaitan dengan manusia masa lalu, yang pernah disebutkan lebih kuat dan lebih pintarSeperti pernah disinggung, sejumlah tinggalan budaya fisik yang membuka mata manusia masa setelahnya, sengaja Allah swt jaga agar masih bisa diteliti dan ditemukan data-data tentangnya. Begitupun kondisi alam yang empat belas abad yang lalu diceritakan dalam isi Al-Quran. Boleh jadi ketika Allah swt menceritakan dua samudera dengan kondisi air yang berbeda rasa, bertemu dalam satu kawasan, masing-masing membawa sifat sendiri-sendiri, tidak mau bercampur, belum bisa menyentuh rasa takjub manusia. Samudera berair tawan dan asin yang menawan itu, kin telah menjadi destinasi wisata yang sangat menarikBegitupun tentang sungai di dalam lautan, gunung aktif di dalam lautan, maupun hal lain yang di luar nalar manusia dengan ilmu pengeatahuannya. Tugas ilmuwan muslim, insya Allah bisa, adalah menemukan begitu banyak bukti nyata di lapangan tentang apa yang menjadi bahasan di dalam Al-Quran. 
    
    Itulah gerakan publik yang harus dilakukan oleh para ilmuwan muslim, yaitu menempatkan Al-Quran sebagai sumber rujukan utama semua kegiatan keilmuan masa kini. Entah «goyangan» apa lagi yang dikemukakan oleh menteri iniPadahal, pada awal pembahasan mata- mata kuliah wajib di PT umum adalah sebagai landasan keilmuan yang diharapkan bisa mewarnai keilmuan bidang studi. Kurikulum 2013 menempatkan materi keagamaan menjadi bagian bahasan awal yang menempel pada setiap memulai proses pembelajaran. Apalagi pada kurikulum masa kini yang hanya menyediakan 2 jam perkuliahan saja untuk pendalaman materi pendidikan agama. Sulit untuk mendapatkan gambaran lempang tentang pendidikan agama yang bisa mewarnai kajian-kajian bidang keilmuan setiap mahasiswaTetapi, pada masa kini, sumber belajar yang bisa diakses oleh mahasiswa sangat banyak dan beragam. Artinya, jika mahasiswa hanya bergantung kepada penyampaian materi pendidikan agama yang disampaikan oleh dosen di kelas, sungguh tidak akan mendapatkan bekal yang mencukupi.

7.4 Tuntuan Allah dalam Wahyu Pertama

    Segala ilmu yang beredar di alam ini adalah ilmu Allah swt. Sumber segala ilmu adalah yang Mahatahu, Allah swt pemilik segala ilmu pengetahuan. Allah swt menurunkan ilmu kepada manusia hanya sedikit saja. Ilmu Allah swt yang tidak diberikan pengetahuannya kepada manusia masih MahaluasOleh karena itu, pada dasarnya, setiap ilmu lahir secara Islami. Tidak ada ilmu yang sekuler. Tidak ada sistem ilmu yang mengarah kepada kekufuran. Allah swt tidak membatasi keberhasilan para pengolah ilmu berdasarkan sisi keimanannya.Sama seperti hak mendapatkan rezeki, Allah swt memberikan rezeki dan ilmu kepada semua manusia tanpa kecuali. Kata kunci terkait dengan kesempatn menguasai rezeki dan ilmu adalah mau mengelola dan berusaha mengolah rezeki dan ilmu tersebut. Yang menyebabkan ilmu «tampak» tidak Islami adalah karena sikap para ‘alim, para pengelola ilmu, para ilmuwan, yang memanfaatkan ilmu di luar jalur keridhoan Allah swt. Tentu semua itu hanya bisa didapat dengan usaha, melalui proses pengelolaan ilmu Allah swt, melalui penelitian.

7.5 Perlukah Islamisasi Sains?

    Segala ilmu yang beredar di alam ini adalah ilmu Allah. Allah menurunkan ilmu kepada manusia hanya sedikit saja. Masih Maha Luas ilmu Allah yang tidak diberikan pengetahuannya kepada manusia. Allah tidak membatasi keberhasilan para pengolah ilmu berdasarkan ketaatan para pengelola ilmu kepada Allah. Seperti rezeki, ilmu Allah ditebar di alam untuk sipapun yang mau mengelolanya. Artinya, Allah memberi kebebasan kepada siapapun untuk mendapatkan ilmu Allah, untuk memanfaatkan dan merasakan nikmat hasil mengolah ilmu Allah. Seseorang yang hanya memiliki pengakuan beriman kepada Allah, tetapi tidak pernah mempunyai semangat juang untuk mengelola ilmu Allah, posisinya secara keduniawian, berada di bawah orang-orang yang sungguh-sungguh memiliki semangat untuk mengolah ilmu Allah. Keberimanan, termasuk amal shalih sebagai bentuk pernyataan eksistensi iman di dalam diri seseorang, sangat memerlukan dukungan ilmu. Beriman tanpa berilmu, lebih banyak dipenuhi perilaku taqlid, ikut-ikutan, membebek. Di dalam Al-Quran disebutkan gambar perilaku para pembebek sebagai orang-orang yang patuh dan taat kepada sistem «aabaauhum». Pola perilaku ini lebih bersifat ikut-ikutan tanpa dasar pengetahuan, hanya erpedoman kepada «bagaimana para pendahulu melakukan sesuatu».
    
    Ilmu Allah adalah ilmu yang Islami. Semua hasil olahan ilmu Allah, pada awal pengolahan dan hasilnya, mengusung sifat Islami. Tetapi, pemanfaatan hasil olahannya yang kerap menyimpang dari sifat utama ilmu Allah, karena perilaku manusia penggunanya. Tak ada sesuatu yang dihalangi oleh Allah dalam penggunaannya, oleh siapa pun ilmu itu dikelola. Bidang-bidang ilmu yang selama ini dianggap sebagai ilmu sesat, pada dasarnya adalah ilmu Allah juga yang disediakan sebagai penyeimbang dan cobaan bagi manusia. Selanjutnya dia juga menulis beberapa penggal rumusan tadi bisa kita manfaatkan untuk menemukan jawaban, siapakah praktisi sains itu. Sebagai Muslim dan Muslimat, tidak mungkin akan menyatakan bahwa ilmu Allah swt tidak Islami. Yang tidak Islami, yang perlu pengislaman adalah para pelakunya, ilmuwan, praktisi sains. Ibarat sebuah senjata, pada awalnya hanya sebagai benda yang tidak memiliki ‘nyawa’, tak berbahaya, sama seperti kertas, kayu, daun, bunga, dan sebagainya.

MEDIA INFORMASI

Nama      : Tria Juliatul Rohmah NIM         : 2302071013 Prodi        : D3 Desain Komunikasi Visual POSTER PPDB  MAN 2 BANYUWANGI         P...