TUGAS 2-MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ALLAH

Nama    : Tria Juliatul Rohmah
NIM      : 2302071013
Prodi     : D3 Desai Komunikasi Visual

BAB II
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ALLAH 


2.1 Kemegahan Alam Ciptaan Allah Swt
    
    Manusia, sebagai penghuni Bumi, sangat banyak jumlahnya. Manusia sengaja diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang unik. Tidak ada dua diri yang sama. Sekalipun saudara kembar siam, masing-masing individunya sengaja diberi keunikan diri. Allah menyediakan segala keperluan penciptaan manusia dengan segala perangkat hidupnya. Bahkan, Allah juga telah menetapkan bahwa manusia adalah mahluk yang dilebihkan keberadaannya dibanding mahluk Allah lainnya. Allah menyediakan alam sebagai lahan hidup manusia dengan beragam persiapan rezeki yang mencukupi segala kebutuhan manusia. Juga, Allah telah menjadikan alam sebagai sarana yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mobilisasi manusia di daratan maupun di lautanAllah hanya menetapkan satu pertimbangan ukuran kemuliaan manusia selaku mahluk, yaitu ada pada sisi ketaqwaannyaManusia bertempat tinggal di tempat yang berbeda-beda, tersebar hampir di seluruh permukaan bumi. Betapa luas tempat tinggal manusia. Bumi hanyalah satu planet berpenghuni yang kecil bila dibandingkan dengan deretan planet-planet dan bintangbintang dalam bentangan sistem tata surya.

2.2 Konsep Sunnatullah

    Alam dianggap memiliki kekuatan khusus yang tak dapat dikalahkan, ditolak, atau sekadar diatasi oleh manusia. Kekuatan itu adalah kekuatan yang Maha Pencipta, Maha Pengatur, Maha Penguasa Alam, Maha Penentu, yaitu Allah Rabbul ‘Aalamiin. Keteraturan yang ada dalam alam, seperti telah disinggung di muka, selanjutnya melahirkan aneka hukum yang kemudian pemahamannya diberikan oleh Allah kepada para pencari ilmu, adalah sunnatullah. Sunnatullah adalah ketentuan Allah, kepastian dari Allah.  Alam, sama seperti mahluk Allah lainnya, tidak memiliki kekuasaan, selain yang dianugerahkan oleh Allah swt!.

“Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah” (Q.S. Al-Ahzaab, 33: 62) 

    Yang patut dipahami adalah bahwa ketentuan Allah (sunnah Allah, sunnatullah) itu tidak pernah berubah. Keajegan itulah yang melahirkan istilah ilmu pasti (exact) yang dipakai oleh para ilmuwan pembahas keilmualaman.

2.3 Posisi Manusia Di Antara Mahluk Ciptaan Allah Swt 

    Manusia hanyalah satu mahluk di antara mahluk-mahluk lain yang diciptakan oleh Allah swt. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia, di samping bergantung kepada manusia lain, juga sangat memerlukan keberadaan mahluk lain selain manusia. Allah harus mengikuti ketentuan Allah tanpa bisa menawar, kecuali manusiaDalam posisi manusia sebagai mahluk yang diberi kebebasan memilih, sejatinya manusia bisa menetapkan dirinya mengikuti kebebasan fujur atau taqwanya. Oleh karena itu, sudah sunnatullah jika manusia ada yang menjadi kuffar ataupun mu’min. 
    Ketika manusia memilih kecenderungan dominasi fujur, jadilah ia sebagai kuffar. Sebaliknya, ketika manusia mengikuti kecenderungan taqwanya, jadilah ia mu’minSemua manusia, sejak lahir, telah dijamin sebagai mahluk fitrah, mahluk yang suci, penyimpangan dari kondisi fitrah dipengaruhi oleh orang tuanya . Kebebasan yang dianugerahkan oleh Allah hanya kepada manusia , menyangkut sejarah penciptaan mahluk manusia yang akan ditugaskan menjadi khalifah di Bumi.

2.4 Manusia Sebagai Khalifatan fil Ardh 

    Sejak awal penciptaanNya, manusia dijadikan sebagai khalifah di Bumi. Manusia sebagai   pemakmur Bumi. Segala yang ada di Bumi diperuntukkan bagi manusia. Oleh karena itu, Allah telah memberi tanggung jawab, dalam proses awal penciptaan, kepada manusia: tanggung jawab yang tidak bisa dipikul oleh mahluk lain. 


“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S. Al-Baqarah, 02: 30)


    Sekalipun manusia adalah mahluk individu, tak ada manusia yang bisa lepas dari keberadaan manusia lain. Bahkan, dengan alam, manusia pun harus tetap memelihara hubungan baik. Ketergantungan manusia kepada mahluk Allah lainnya adalah fitrah yang tak bisa ditolak. Tanggung jawab bagi setiap manusia, pada dasarnya adalah tanggung jawab pribadi (Q.S. Al-Baqarah, 02: 134, 141)
    


“Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa

yang telah mereka kerjakan(Q.S. Al-Baqarah, 02: 134 dan diulang dalam ayat 141)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEDIA INFORMASI

Nama      : Tria Juliatul Rohmah NIM         : 2302071013 Prodi        : D3 Desain Komunikasi Visual POSTER PPDB  MAN 2 BANYUWANGI         P...